PENGALAMAN IBU DALAM PENANGANAN DEMAM DENGAN BEJAMPI PADA SUKU JERIENG DI KABUPATEN BANGKA BARAT
Abstract
ABSTRAK
Penanganan anak demam dapat dipengaruhi faktor kebiasaan dari masyarakat setempat. Kebiasan tersebut misalnya memasukkan sesuatu ke mulut anak, menggerakan tubuh disertai membaca Al-Qur’an, membaca mantra, dan menyemburkan air ke wajah anak. Tradisi bejampi pada suku Jerieng masih dipraktikan sampai sekarang, termasuk dalam penangan anak demam. Suku Jerieng percaya bahwa demam anak disebabkan gangguan makhluk gaib. Tujuan penelitian: Penelitian ini mengeksplorasi pengalaman ibu dalam penanganan anak demam melalui bejampi. Metode: Metodepenelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Partisipan terdiri atas lima orang ibu yang memiliki anak demam. Teknik pengambilan partisipan dengan snowball sampling. Kriteria partisipan memiliki anak yang pernah mengalami demam, merupakan warga suku Jerieng, memiliki waktu untuk diwawancarai, lancar berbahasa daerah suku Jerieng. Pengumpulan data dengan wawancara terstruktur terhadap partisipan.Data dikumpulkan berupa hasil rekaman wawancara serta catatan lapangan. Data dianalisis secara interaktif melalui proses reduksi (data reduction), sajian data (data display), dan penarikan (data verification). Hasil: Ada lima tema yang teridentifikasi: 1) peran penting ibu dalam menangani anak demam; 2) faktor kebiasaan mendasari pilihan ibu terhadap praktik bejampi; 3) penggunaan media air dan pijat dalam praktik bejampi; 4) kondisi anak menjadi dasar pertimbangan memilih praktik bejampi; 5) merasakan adanya manfaat dari praktik bejampi. Simpulan: Penanganan anak demam di suku Jerieng dengan metode bejampi tidak lebih hanya sebagai sugesti, pengobatan utama tetap ke tenaga kesehatan (bidan). Pemilihan bejampidipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari parsitisipan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada para petugas kesehatan khususnya perawat anak tentang pentingnya memahami masalah penanganan anak demam.
Kata Kunci: anak, bejampi, demam, dukun
Mother's Experience in Treating Fever Using Bejampi in Jerieng Tribe in West Bangka Regency
ABSTRACT
The habits of the local community can affect treating children with fever. These habits include putting something in the child's mouth, movingthe body accompanied by reading the Qur'an, reciting spells, and spraying water on the child's face. The tradition of bejampi in the Jerieng tribe is still practiced today, including in treating children with fever. The Jerieng tribe believes that child fever is caused by interference from supernatural beings. Objective: This research explores the experience of mothers in treating children with fever using bejampi. Methods: This research employed a qualitative method with a descriptive phenomenological approach. Participants consisted of five mothers who had children with fever. Participantswere taken using snowball sampling. The criteria for the participant were having a child who had had a fever, being a member of the Jerieng tribe, having time to be interviewed, and being fluent in the local language of the Jerieng tribe. Data were collected using structured interviews with participants. Data were collected in the form of recorded interviews and field notes. Data were analyzed interactively through the process of data reduction, data display, and data verification. Results: Five themes were identified: 1) the important role of mothers in treating children with fever; 2) the habit factor underlying the mother's choice of bejampi practice; 3) the use of water and massage media in bejampi practice; 4) the condition of the child as the basis for choosing the bejampi practice; 5) feeling the benefits of the bejampi practice. Conclusion: Treating children with fever in the Jerieng tribe using the bejampi method is no more than a suggestion because health workers (midwives) still give the primary treatment. The selection of bejampi is influenced by internal and external factors from the participants. The results of this research are expected to provide an overview to health workers, especially pediatric nurses, about the importance of understanding the problem of treating children with fever.
Keywords: child, bejampi, fever, traditional healer
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arifianto, & Hariadi, N. I. (2019). Berteman dengan demam. Jakarta: Kata Media
Ardani, I. (2016). Eksistensi dukun dalam era dokter spesialis. Lakon: Jurnal kajian sastra dan budaya, 2(1): 21-26.
Alden, D. L., Merz, M. Y., & Akashi, J. (2012). Young Adult Preferences for Physician Decision-Making Style in Japan and the United States. Asia Pac J Public Health, 24: 173–184.
Azizah, A. N., Raodhah, S., Surahmawati S., & Alam, S. (2020). Utilization of the chronic disease management rogram during the covid-19 pandemic. Diversity: Diease Preventive of Research Itegriy, 1(1): 21-29
Bauto, L. M. (2016). Perspektif agama dan kebudayaan dalam kehidupan masyrakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2): 11-25.
Chang, L. C., Liu, C. C., Huang, M. C. (2013). Parental knowledge, concerns, and management of childhood fever in Taiwan. JNR Nursing Research, 21(4): 252-260
Dani, A. F., Sajidah, A., & Mariana, E. R. (2019). Gambaran penanganan ibu pada balita dengan riwayat febris berdasarkan aspek budaya pijat di wilayah kerja puskesmas terminal Banjarmasin. An-Nadaa, 6(2): 53-58.
Darmastuti, R., & Sari, D. K. (2011). Kekuatan kearifan local dalam komunikasi kesehatan. Jurnal Komunikator, 3(2): 233-244.
Hastuti. D., Kulsum, D. U. K., Ismuhu S. R., & Rope, O. (2021). Effectiveness of tepid sponge compresses and plaster compresses on child typhoid patients with fever. The 4th international virtual conference on nursing, 2021: 1078-1087. DOI 10.18502/kls. v6i1.8784.
IDAI. (2015). Demam: Kapan harus ke dokter. Retrieved from https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/demam-kapan-harus-ke-dokter.
Lubis, H., Khairunniza, R., Syam, I. D. K., Diba, N. Z., & Renaldy, M. (2017). Mamidarai sebagai kepercayaan dalam penyembuhan penyakit keteguran makhluk halus. Psikostudia: Jurnal Psikologi, 6(2): 32-41
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kasnodihardjo & Angkasawati T. J. (2013). Upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit pada bayi dan anak berdasarkan konsepsi budaya. Jurnal Ekologi Kesehatan, 12(2): 140-151.
Kristianingsih, A., Sagita, Y. D., & Suryaningsih, I. (2018). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang demam dengan penanganan demam pada bayi 0-12 bulan di desa datarajan wilayah kerja puskesmas Ngarip kabupaten Tanggamus tahun 2018. Midwifery Journal, 4(1): 26-31.
Maramis, W. F. (2006). Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Qualitative data analysis: An expanded sourcebook (Alih Bahasa: Tjetjep Rohendi, Mulyarto). Jakarta: UI-Press. (Buku asli diterbitkan 1984).
Novalia, N., Afriyansyah, B., & Juairiah, L. (2018). Pemanfaatan tanaman obat oleh suku Jerieng di kabupaten Bangka Barat. Ekotonia: Jurnal Penelitian Biologi, Botani, Zoologi dan Mikrobiolog, 3(2): 63-69.
Prasanti, D., & Fitriani, D.(2017). Membangun ketahanan informasi nasional dalam komunikasi kesehatan bagi kalangan perempuan urban di Jakarta. Jurnal Ketahanan Nasional, 23: 338–358.
Peetoom, K. K., Ploum, L. J., Smits, J. J., Halbach, N. S., Dinant, G. J., & Cals, J. W. (2016). Childhood fever in well-child clinics: A focus group study among doctors and nurses. BMC Health Services Research, 16: 240.
PT. Rohto Laboratories Indonesia. (2014). Rohto Fever Patch. Cimahi: Rohto Pharmaceutical. Co., LTD. Osaka Japan.
Setyoningsih, A., & Artaria, M. D. (2016). Pemilihan penyembuhan penyakit melalui pengobatan tradisional non medis atau medis. Mayarakat, Kebudayaan dan Politik, 29(1): 46-59.
Rachmawati, A., & Kartika, L. (2020). Pengetahuan ibu dan pengelolaan demam anak di satu rumah sakit swasta di Indonesia barat. Jurnal Keperawatan Raflesia, 2(1): 11-19.
Resmi, S. A. D., Mariana, E. R., & Ilmi, B. (2019). Persepsi orangtua terhadap terapi komplementer dalam penanganan demam pada balita di desa Tabudarat Hilir kec. Las kab. HST. Jurnal Citra Keperawatan, 5(1): 19-25.
Sodikin. (2012). Prinsip perawatan demam pada anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiono. (2008). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sujana, T., Puspita D., & Lianti, R. A. (2018). Strategi petugas kesehatan di dalam layanan kesehatan anak terkait kearifan local di are kerja Puskemas Tumbang Samba. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: 18(1): 51-60.
Surya, M. A. N. I., dan Artini, I G. A. (2018). Pilar penggunaan parasetamol atau ibuprofen sebagai obat antipiretik single therapy pada pasien anak. E-Jurnal Medika, 7(8): 1-13.
Suryaningsih, T. (2015). Peranan sandro dalam pengobatan tradisional pada masyarakat Onembute. Walasuji, 6(2): 479-493.
Syaiful, M., Hakim, A. R., & Hak, I. (2021). Healing from healer: Use of tradisional health services in the age of modern health. Diversity: Preventive of research integrity, 1(2): 35-50.
Syuhudi, M. I., Sami, M. Y., & Aid, M. B. (2013). Etnografi dukun: studi antropologi tentang praktik pengobatan dukun di kota Makassar. Makasar: Balai penelitian dan pengembangan agama Makassar.
UNICEF. (2013). Sekitar 35 juta balita masih beresiko jika arget angka kematian anak tidak tercapai. Retrieved from https://www.unicef.org/Indonesia/id/media_21393.
Wowor, M. S., Katuuk, M. E., & Kallo, V.D. (2017). Efektivitas kompres air suhu hangat dengan kompres plester terhadap penurunan suhu tubuh anak demam usia pra-sekolah di rungan anak RS Bathesda Gmim Tomohon. e-Jurnal Keperawatan (eKp), 5(2): 1-8.
Windagdo. (2012). Masalah dan tatalaksana penyakit anak dengan demam. Jakarta: Sagung Seto.
WHO. (2013). WHO Traditional medicine strategy: 2014-2023. Retrieved from https://www.who.int/publications/i/item/9789241506096
DOI: http://dx.doi.org/10.32419/jppni.v7i3.320
Article Metrics
Abstract view : 1027 timesPDF (Bahasa Indonesia) - 538 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Jurnal PPNI (P-ISSN: 2503-1376 ; E-ISSN: 2549-8576)